Laman

24.6.14

I Found The Light in The Darkness

Selamat sore Genk! Balik lagi sama gue dihalaman kesayangan gue ini. siang menjelang sore gini gue memutuskan untuk mendaratkan tangan gue diatas keyboard dan berseluncur di dunia maya. ada satu hal yang pengen gue bagi disini. makanya gue excited banget buat balik nge post di blog gue ini.

Hal yang gue bagi adalah sebuah pengalaman sahabat gue yang ikut pertukaran pelajaran tahun kemarin. bagi gue pengalaman dia telah gue jadiin sebagai pembelajaran dan motivasi tersendiri buat gue. semoga aja ini bisa bermanfaat juga bagi kalian.



Senin, 23 Juni 2014
Hari dimana gue dan sahabat gue inio bisa ketemu setelah 10 bulan nggak pernah lihat batang hidungnya! pertemuan yang direncanakan secara dadakan. sebenernya kita berniat pengen ketemu udah lama banget coz juga sahabat gue ini balik ke Jakarta udah 3 minggu lebih.

nama sahabat gue adalah Ancell. nama lengkapnya Ancellmus Mario Samosir. doi suka banget main gitar petik dan jago banget basket. dia adalah darah batak dengan keturunan marga Samosir. suka banget sama Canon dan Sung Ha Jung. selebihnya gue hanya tahu itu. seperti yang gue ceritakan diatas Ancell ini adalah salah satu peserta pertukaran pelajar dari Indonesia ke Filipina. pertukaran pelajar di Indonesia sendiri punya dua program nih, Readers ada AFS dan YES. kebetulan sahabat gue ini ikutnya program AFS.

cerita dia ikut pertukaran pelajar bermula dari sebuah headset.
kenapa headset.
nih.
........


Seminar AFS

Jadi waktu itu di sekolah gue kedatangan para alumni YES dan AFS buat ngasih seminar. tujuan lain mereka adalah menyerap siswa-siswi di sekolah gue buat ikutan program itu. Gue adalah salah satu siswa yang nggak tertarik buat ikut program gituan. Karena gue sadar dan tahu diri akan kemampuan berbahasa asing gue saat itu.

nah, salah satu pembicara di Seminar ini Kakak kelas gue yang juga alumni YES. namanya Kak Arya. waktu itu lumayan anak kelasan gue yang pada minat sama program gituan. <b>TAPI</b> nggak termasuk Ancell! 

Ketika itu dia cerita sama gue dan dia bilang. "Waktu pertama kali si Kak Arya ke kelas gue dalam hati ngomong. Apaansih nih orang pengganggu. Gue duduk di belakang lalu gue pinjem headset Alfi dan dengerin lagu."


Yes. pasti lo kaget mendengar pernyataan Ancell Gue sendiri pun kaget. 

Cerita nggak berhenti sampai disitu. Jadi waktu itu Ancell minjem headset Alfi dan kebawa lah sama dia. lalu doi nanya Alfi dimana. ketika Ancell tahu kalo Alfi ada di Lab Fisika langsung lah Ancell meluncur ke Lab Fisika. dengan gaya santai dan tegak nya yang gue hapal bener si Ancell masuk ke Lab Fisika. and.... JREENG!
Disana ternyata banyak banget orang! yep, mereka sedang mengikuti seminar lagi. tapi seminar itu bagi yang berminat. Habis lah Ancell dilihatin sama orang-orang di dalam. si Kak Arya pun negor Ancell. "Sini masuk"

Karena nggak enak hati Ancell masuk ke Lab Fisika dan dia dengerin semua cerita si Narasumber.

disitu Ancell cerita sama gue dia mulai berminat untuk ikut AFS.

Hal yang Gue petik :
Kita nggak akan pernah tahu awal cerita apa dan faktor apa yang akan merubah hidup kita. meskipun di mulai hal terkecil sekalipun nggak ada yang tahu bahwa dengan niat tulus hal tersebut akan menjadi besar.


Tahap Seleksi
Di Tahap seleksi ini Ancell cerita sama Gue bahwa ini bukan hal yang gampang. jelas bukan hal yang gampang karena peserta dari AFS waktu itu 1300 dan yang dipilih cuma berapa ekor doang. 
Tahap seleksi di mulai dari seleksi berkas. anak-anak dari sekolah gue waktu itu ada 60 orang dan semuanya lulus di tahap seleksi berkas. 

nggak berhenti sampai disitu, tahap selanjutnya itu tahap tes tertulis. di tahap tes tertulis ini lah mulai serius. para peserta diberikan soal yang menggunakan dua bahasa (kalo nggak salah) dan disuruh buat essay.

"Pas tes itu apa yang gue pelajarin nggak ada yang nyangkut sama sekali. gue cuma minta sama bokap buat review info dari koran selama enam bulan terakhir. karena soal nya pengetahuan umum." kata Ancell.

Ancell juga cerita kalau di tes nya itu ada essay dan kita harus menyelipkan quotes atau kata-kata mutiara yang mencerminkan kehidupan kita.

"Trus kata-kata mutiara lo apa aja? jangan-jangan lo ngambil dari google ya Cell!"
"Gue ngambil dari Aplikasi. HAHAHA." jawab Ancell sambil ketawa.

Kata-kata mutiara Ancell

Don't never be Afraid to try

If you an amateur you build dinghy but if you a professional you build titanic


ketika hari tes itu tiba dia sempet minder. karena temen-temen gue yang lain yang ikutan semuanya melalap habis essay mereka dalam dua halaman sampai tiga halamnan. sementara ancel dua halaman aja belum nyampe. tapi siapa disangka bahwa akhirnya Ancell bisa berhasil ke seleksi selanjutnya begitu juga dengan beberapa temen gue.

Hal yang gue petik :
Jangan meniru secara sempurna apa yang orang lain kerjakan. karena pada hakekatnya setiap manusia mempunyai caranya masing-masing untuk meraih jalan mereka sendiri

berhasil lanjut ke tahap seleksi selanjutnya nggak membuat Ancell bersenang diri. jelas aja karena tahapnya masih panjang:")

Selesai tahap tes tertulis lanjut dengan tahap wawancara. nah disinilah para peserta AFS bakal mulai disaring secara ketat. Ancell cerita sama gue disini dia mulai gugup dan deg-deg-an. karena tahap wawancara nya itu peserta bakal dicecer habis-habisan dengan pertanyaan terus raut wajahnya bakal dibaca lewat ilmu psikologi (kata Ancell)

ketika Ancell masuk ke tahap wawancara dia inget pesan dari bokapnya yang intinya"Harus Percaya Diri"
bener aja. karena percaya dirinya itu interview dia sendiri menghabiskan satu jam lebih! padahal temen-temen Gue yang lain cuma 20-30 menit. 

"Pas gue interview disitu gue paling lama Hen, satu jam lebih. gue disana ngomongin apa aja sampe segala ngebahas bola. karena waktu itu bertepatan sama final Liga Champions kan. Trus penjaga waktunya sampai ngodein 2x saking kelamannya."

Nggak percuma ternyata waktu si Ancell buat wawancara yang lama banget ini berhasil membawa dia buat lanjut ke tahap selanjutnya. disini kalo nggak salah Ancell bilang cuma sembilan orang yang lolos termasuk dia.

Hal yang gue petik :
Salah satu kunci meraih kesuksesan adalah kemampuan kita dalam berbicara. karena dengan kemamampuan berbicara seseorang dapat menunjukkan tingkat keintelektualan dan sisi lain dari mereka kepada lawan bicara. apabila lawan bicara merasa nyaman sebagai pendengar mereka akan merasa bebas untuk berbagi cerita dan itu merupakan poin tersendiri


Perjuangan sampai terus berlanjut. nah, bagian ini nih yang bikin si Ancell deg-deg-an abis!
Ketika itu adalah pengumuman. pengumuman bakal dikirim lewat surat yang berisi diterima atau nggak. salah satu temen gue yang lolos juga dapet surat itu dari pagi. akhirnya pas malam harinya temen-temen gue udah dapet surat cuma Ancell aja yang belum dapet. semua temen gue yang buka surat itu nggak lolos. Ancell mulai deg-deg-an. dia nyoba pertama buat nanya wkatu itu via Twitter. dan gue inget banget jaman-jamannya dia galau gara-gara AFS dia jadi bahan olok-olokan karena di php-in sama AFS,

sampai suatu ketika dia dapet telepon. dari pihak AFS. begini kronologi nya.

Ancell lagi duduk di ruang keluarga nonton tv sama keluarganya rame-rame dengan posisi duduk mengangkat kaki. lalu bunyi suara telepon.

"Hallo selamat malam/sore (gue lupa) dengan Ancellmus Mario?"
"Ya saya sendiri."
"Kamu belum dapat surat ya?"
"Iya."
"Oh ya selamat ya Ancellmus kamu lolos."
BRAAAK. keadaan duduk ngangkat kaki seketika berubah jadi berdiri kegirangan loncat-loncatan. 

Hal yang gue petik :
Sabar adalah salah satu kunci yang berpengaruh menuju kesuksesan


lanjut ke tahap selanjutnya adalah tahap Dinamika kelompok. dinamika kelompok adalah tahap ketika para peserta bakal bergabung dengan peserta lainnya membentuk kelompok lalu presentasi di depan dewan juri.

ketika dinamika kelompok disitu Ancell cerita sama gue dia bete dan keseeeeeeel banget sama salah satu temen sekelompoknya pas presentasi gara-gara temen satu grup nya itu banyak banget ngomong atau istilahnya terlalu menunjukkan diri sendiri sampe nggak ngebagi ke peserta yang lain. disitu Ancell udah mulai pasrah. dia cuma bisa diem aja dalem hati nahan kesel. 

lalu gue tanya. "Terus lo gimana Cell?"
"Yaudah pas itu gue ngomong segimana gue dikasihnya aja. Gue kasih waktu buat yang lain. disitu gue udah bener-bener pasrah, Hen." gitu katanya.

sehari dua hari galau nunggu pengumuman AFS.. kegalauan dia pun terbayar lunas. Yep! Ancell berhasil lolos lagi!ANCELL LOLOS KE TAHAP NASIONAL!

BISA DIBAYANGIN KAN BERAPA RATUS PESERTA YANG DIA SINGKIRKAN HABIS-HABISAN! dan kalo nggak salah wakil dari Jakarta cuma beberapa anak. 

Tahap nasional lulus lanjutlah ke tahap Parental Meeting dengan pihak AFS. menurut cerita Ancell itu merupakan tahap aman yang menandakan kalo dia berhasil masuk ke AFS. 

menurut cerita Ancell disitu dia bangga banget dan seneng banget. dia nggak pernah nyangka bakal membabat habis ratusan peserta dari banyak sekolah di DKI padahal waktu itu dia tes 28 dan hasilnya nihil. hal itu juga yang membuat dia sempet down dan nggak percaya diri buat ikut tes AFS.

but who knows? kegagalan dia ketika dia di 28 justru menghasilkan keberhasilan yang lebih besar.

Hal yang gue petik :
Kita nggak akan pernah tahu kapan kita gagal dan berhasil. maka dari itu sebagai manusia kita tidak boleh takut mencoba sesuatu. karena dengan niat dan usaha serta doa keberhasilan akan menghampiri kita. jangan pernah takut ketika kita mengalami kegagalan karena akan ada banyak keberhasilan yang telah menunggu kita.



(Sebenernya ceritanya masih banyak. gue bakal cerita perjalanan hidup dia di Filipina dan hal apa aja yang gue petik dari cerita dia. tapi karena waktu yang nggak mencukupi bakal gue lanjutin ke part 2. selamat sore Readers!)
Sincerely,
Hena.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

speak up your mind