Laman

10.6.16

Ketika Hidup dihadapkan pada pilihan Bertahan atau Tidak Jauh Lebih sulit dibandingkan Melepaskan

siapa yang tahu soal hati dan perasaan seseeorang?
siapa yang tahu akan niat dan tujuan atas tindakan sesorang?
siapa yang bisa meyakinkan diri sendiri untuk percaya pada apa yang dikehendaki atau ragu mendengar bisikan luar?\

jawabannya hanya dapat diri mu dan Tuhan lah yang mengetahui segalanya.



Di postingan Mikey kali ini sehabis gue uas, gue nggak akan memposting mengenai uas gue gimana, bisa jawab atau nggak, berapa soal yang keluar, atau nilai gue berapa. melainkan yang akan Gue bahas mengenai kondisi yang Gue alami saat ini.

entah, Gue sedang hidup di zaman apa yang ketika lo melakukan sesuatu hal yang tulus dan baik kepada orang lain, justru jauh dibalas dengan hal sebaliknya. Gue merasa dunia bukan cukup kejam, tapi sangat kejam. Gue bukan orang yang bisa jahat atau membenci orang lain tanpa sebab, Gue cenderung orang yang terbawa arus dan mudah terhasut dengan keadaan.Gampang diculik ya? iya. LOL

awalnya dengan sikap humble dan easy going berarti you can make a good friendship with people. but now? how? terlalu percaya dengan orang lain dan terbawa akan keadaan justru malah memporak-porandakan suatu ikatan yang selama ini dirajut dengan hati-hati, berlandaskan kasih sayang, dan dengan untaian kesabaran dan kekuatan ekstra. Berasa abis bangun istana pasir yang indah dipinggir pantai tapi hancur gitu aja karena diterpa ombak.
hancur. rusak. rata dengan tanah.


mungkin memang keadaan yang dulu tidak bisa disamakan dengan sekarang, semakin dewasa hidup semakin kejam dan semakin membuktikan kekuatan dari kepercayaan dan ketulusan. Awal niat Gue atas segalanya adalah Gue ingin berteman dan berbaur dengan siapa saja. bersikap netral. "selagi orang itu baik sama Gue akan Gue balas dengan kebaikan pula." Gue menganggap semuanya baik-baik saja, mulus layaknya jalan tol. Gue merasa tidak ada yang salah karena niat Gue tulus murni peduli karena semua orang baik dan menyenangkan. tidak ada niat jatuh ke perasaan yang jauh semakin dalam. aku hanya nyaman ada di dalamnya.

sampai Gue tersadar gue dibangunkan oleh kenyamanan itu yang membangunkan Gue, bahwa di dalam kenyamanan itu ada yang menyandung jalan Gue. ibaratya tidur, seenak-enaknya lo tidur, atau nyenyak segimana pun pasti lo akan bertemu dengan mimpi buruk. Nah, and i look that. mimpi buruk, yang membangunkan Gue dari kenyamanan itu, Sayangnya, Gue bangun dari tidur yang telat karena saking terlelapnya, Hingga gue sadar bahwa mimpi buruk itu telah nusuk Gue dari belakang jauh sebelum Gue tahu sebahaya apa mimpi buruk itu.


Kecewa. Marah. Kesal. Namun Gue menyadari bahwa ini semua adalah kesalahan Gue yang terlalu mempercayai mimpi buruk itu akan berbeda menjadi indah dengan Gue. nyatanya? sama saja. tidak berbeda dengan siapa mimpi buruk itu datang. mungkin Gue bisa menafsirkan, Terlalu positif berpikir tentang sesorang akan menjatuhkan lo ke lubang yang sangat dalam dan menimbulkan kekecewaaan dan dihadapkan pada kekejaman untuk percaya dengan orang lain terlalu dalam. that is my contition.


Gue tidak akan menyalahkan mimpi buruk itu, karena itu memang mimpi buruk yang sudah terbentuk, mau dibentuk seperti apapun akan pasti buruk kalau niatnya memang ingin buruk. right?

Gue tidak akan menyesal dengan apa yang gue lakukan untuk lubang kenyamanan gue karena hanya Gue yang tahu sebagaimana besar takaran Gue merasakan feel yang kuat dengan orang lain. hanya Gue dan Tuhan yang tau niat seperti apa dari awal yang Gue tanamkan, dan sejauh mana perasaan Gue berjalan untuk segala keadaan. kalaupun memang Gue marasa pilihan yang tepat adalah lubang itu, kenapa Gue harus bangun dan menghindari mimpi buruk itu? make it rational.

and then, how about my castle? Ia sedang kehilangan pondasinya. Pondasi yang memperkokoh kedudukan dan posisi istana itu. karena mimpi buruk dan lubang yang menerjang istana tersebut. entah sampai kapan, Gue sebagai peran di dalamnya hanya cukup untuk berupaya semaksimal mungkin dengan dibalut doa agar pondasi itu kembali kuat dan tidak jatuh begitu saja ketika diterjang ombak yang besar yang memang untuk berniat menghancurkan.


apa Gue merasa usaha Gue selama ini sangat cukup?


Mengakui kesalahan adalah suatu sikap yang bijak, and i trust it. Gue sangat mengakui kesalahan Gue, dan apakah ini hanya karena salah Gue? no. istana itu dibangub bersama, ibaratnya bangunan jika pondasi bangunan tidak dibangun dengan kuat apakah atapnya akan berdiri dengan tegak? No. its all about keyakinan dan bagaimana menjalani di dalamnya. tidak akan ada asap jika tidak ada api.


apabila di dalamnya peran lain telah membuatnya baik, indah, sesuai dengan alur komitmen sebenarnya tidak akan ada peran lain yang berniat atau berani untuk masuk ke lubang tersebut. meskipun tidak kuat landasan lubang tersebut, namun tetap saja ia berhasil menarik seperti magnet.


Gue adalah orang yang rela melakukan apapun demi orang yang memang menurut Gue pantas dan Gue yakini Gue harus melakukan hal tersebut, sebelum nantinya kehilangan dan semakin jauh. tapi, kalau lo sudah merasa hal yang lo lakukan sangat cukup dan peran lain hanya diam mematung tidak berusaha untuk melihat dunia luar dan hanya digeluti kerasnya hati dan keegoisan pemikirannya sendiri apa lagi yang harus gue lakukan?

mengemis? meminta? mengiba? sudah. namun Gue sangat merasa gimana rasanya nggak dihargai. bahkan ditengok pun tidak.


jadi?


Gue tidak akan melakukan hal apapun lagi ketika Gue merasa dimentahkan begitu saja dan ketika Gue merasanya sudah lebih dari cukup. menyerah? tidak, namun memilih untuk diam dan mengikuti alur serta menunggu pintu itu terketuk, dan batu itu hancur terkikis air. namun sayang, nampaknya ini jauh lebih keras dibandingkan batu di pinggir kali.


but trust it, kalau batu yang sangat keras saja bisa hancur, masa hati manusia yang dibuat dengan indahnya tangan Tuhan di dalamnya serta darah yang mengalir di dalamnya tidak bisa mencair dengan iringan doa?


situasi yang paling berat adalah ketika lo berada jauh percaya pada orang lain dan terbuai dengan keadaan daripada yang lo yakini. ketika hanya lo yang tahu niat apa dan seperti apa takarannya namun jauh lebih banyak peran yang bermain di dalamnya untuk membuat segalanya jauh menjadi berlebihan itu sangat menyakitkan dan menyulitkan.


berada di keadaan seperti ini bukan karena sudah tidak saling peduli dan tidak berada pada atap yang sama.

melainkan terlalu banyak yang tercampur hingga yang tadinya putih telah berubah karena diubah menjadi pekat dan keruh.



teruslah berjalan pada keraguan anda, sampai anda menemukan alasan anda untuk yakin. karena disini saya berdiri tetap dengan keyakinan dan perasaan yang saya yakini, sejauh apa dan seperti apa niat saya, bukan anda yang tahu, melainkan hanya saya dengan Tuhan.


Anda jauh lebih keras dari yang saya yakini.


Dan semoga Anda tetap pantas untuk saya Yakini hingga kedepannya nanti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

speak up your mind