Laman

6.5.16

Bukan hanya Masalah Keegoisan Hati, melainkan Diakah yang Menganggapmu dan tidak Menyepelekan mu?

Baca judul postingan Gue diatas?

Terdengar sangat dangdut, bahkan Gue sendiri malu buat nulis judul itu. but, tapi itu adalah judul yang menurut Gue paling fit sama cerita postingan Mikey Gue kali ini.


Pernah nggak sih kalian ngerasa, yang namanya soal urusan hati itu pasti egois? Even, Lo udah cerita ke sahabat-sahabat lo, atau ke Orang Tua lo sekalipun and lo mendapatkan saran, tapi kalo saran itu nggak nyantol di hati lo, pasti lo bakal mendengarkan kata hati lo kan? bukan omongan-omongan mereka yang dengan susah payah, muter otak buat ngucapinnya ke lo? yap, Gue panggil itu sebagai keegoisan hati. Prinsip dan pola pikir gue, Apapun yang Berbau Hati, itu akan menjadi sesuatu yang Keras layaknya Batu, egois layaknya pemikiran Adolf Hitler.



Belakangan ini, Gue bener-bener merasakan hati Gue yang semakin egois dengan pikiran Gue sendiri, dengan hal-hal yang Gue mau lakukan tanpa memikirkan apapun yang jadi pemikiran orang lain. Entah apa yang mereka ucapkan itu Baik atau Buruk, negatif atau positif, i can still want that I want.

Sampai akhirnya Gue mempertahankan apa yang Gue inginkan, lalu kemudian Gue tersadar pada, "Apa yang Gue pertahankan ini worth it? dan juga melakukan hal yang Gue inginkan?"

Kemudian Gue masih membabi buta dengan perasaan Gue, dan Gue masih menginginkan apa yang Gue inginkan. Batu sebesar apapun, jarum setajam apapun yang menghantam pikiran Gue, gue lewatkan dengan keteguhan prinsip Gue dan pikiran Gue.

Hingga semakin larut, Batu besar dan jarum tajam itu membuat langkah Gue hampir terhenti, membuat Gue nggak yakin, membuat Gue merasa tersadar apa yang Gue pertahankan yang adalah kemauan Gue ini menganggap Gue lebih dari adanya batu besar dan jarum yang tajam itu? Gue terdiam. Gue pun tahu jawabannya, Namun Gue hanya bisa diam. Mencoba tetap memperkokoh prinsip Gue kalau Hati itu Egois, Kalau sayang dan cinta itu adalah hal yang paling jahat jika sudah mengenal ego.


Jauh Gue mempertahankan keinginan Gue, dan kemauan Gue berasal dari dasar diri Gue, yaitu Hati. tapi? Nyatanya Apa yang Gue inginkan untuk selalu Gue pertahankan selalu saja menganggap Gue seperti hal biasa dan menyepelekan yang Gue nggak mau dia anggep sepele. Apa lo nggak melihat alasan Gue mempertahankan dan memperkokoh hati Gue biar Gue nggak kelindes dan nggak ketusuk batu dan jarum yang semakin nyoba bikin Gue lapuk dan tertusuk di dalamnya?


semakin dewasa, bukan hanya soal perasaan yang kita jadikan patokan untuk mencari kebahagiaan dan mencari pasangan, melainkan mencari apakah dia jauh menganggapmu dan tidak menyepelekanmu karena kamu merupakan bagian dari hidupnya? meskipun sekecil apapun bagian itu? yeah, i got that point.


Perasaan adalah landasan, Tetapi segala perhatian dan kepedulian itu adalah bagian yang kamu bisa jadikan bukti sepenting apa dirimu bagi hidup orang lain.


Dan, entah meskipun batu dan jarum itu tidak sebaik, mungkin cenderung bermain dan sangat berbeda dengan apa yang Gue jadikan prinsip Gue, tapi berkat itu Gue masih bisa merasakan gimana sih rasanya lo jadi bagian yang tidak disepelekan dan dianggap? even, mungkin caranya salah, tapi yang Gue lihat bukanlah caranya, melainkan makna di dalamnya.


dan semakin dewasa, Gue semakin mengerti, ada dua makna dalam menjalankan hubungan lo ingin orang itu menjadi pelajaran atau akhir dari penantian?

ending dari sebuah hubungan pun semua orang tahu, berakhir atau jadi yang terakhir.


tidak ada salahnya tetap mencoba dan berharap menjadi yang terakhir, tapi? apa lingkungan, keadaan, dan personal nya mendukung untuk menjadi yang terakhir? atau cenderung lebih mendukung untuk berakhir?


terlalu banyak teori memang, tapi perasaan tanpa logika akan menghasilkan kebodohan yang fatal. perasaan dengan logika pun juga akan menjadi kebodohan, tetapi kita masih bisa bertahan dan melawan kebodohan yang semakin memerangi.



karena pembodohan dan berkorban karena perasaan adalah hal yang membahagiakan sekaligus menyakitkan.




Happy long weekend!

1 komentar:

  1. Sama kyk yang gue rasain.. Kadang temen ngsh saran tapi pada akhirnya gue tetep ngelakuin apa yang gue inginkan. Dan akhirnya gue sadar kalo apa yang gue lakuin itu gabisa ngerubah keadaan.

    BalasHapus

speak up your mind