Laman

26.2.16

Blank

Pernah nggak kalian mengalami fase kalian dalam suatu hubungan tapi kalian takut untuk menyayangi orang yang kalian sayang terlalu jauh?

shit, itu rasanya lebih susah dibandingkan jatuh cinta.


Dan itulah hal yang sedang Gue alami. Gue tidak ingin kembali jatuh terlalu jauh untuk menyayangi kaum adam.

konyol kedengarannya memang. ngapain lo menjalani hubungan kalo jelas-jelas memang lo nggak mau terlalu sayang sama orang itu? semacam lo makan pedes tapi lo nggak mau kepedesan.


for the answer, i have many reasons for it.

akan jauh lebih sakit dan kecewa jika kita memendam perasaan yang sangat jauh dengan berekspektasi terlalu positif kepada orang yang jelas lo sayang tetapi hasilnya diluar ekspektasi kita.

itu alasan pertama Gue.

Sudah cukup Gue menjadi orang yang terlalu bodoh kemakan dengan omongan laki-laki sampai Gue nggak mampu melangkah buat jalan Gue sendiri, dan Gue nggak mau hal itu terjadi lagi.

itu alasan kedua Gue.

Gue nggak mau sakit hati yang mendalam, karena terlalu menaruh perasaan yang dalam juga sama orang lain yang nyata nya orang itu pun memiliki perasaan kepada orang lain.

itu alasan ketiga Gue.


Dan yang terakhir, karena pada nyatanya kita nggak akan pernah tahu siapa pelabuhan terakhir kita.


basi dan terlalu muna emang membahas mengenai masa depan atau pelabuhan terakhir, tapi ya nggak ada salahnya kan berjaga-jaga?




Beruntunglah kalian para laki-laki yang memiliki perempuan yang sangat menyayangi kalian dengan sepenuh hati sampai hilang segala akal rasional, dan rela ngelakuin apa aja.


dan please stop, Gue udah lelah untuk yang seperti itu
.

jatuh yang pertama masih wajar buat Gue, tapi jatuh untuk berkali-kali itu kurang ajar.

sampai sekarang pun, Gue masih menyimpan paradigma negatif kepada kaum adam. Gue selalu berfikiran. "Mereka akan sangat mudah jatuh untuk orang lain hanya dengan satu waktu."




mungkin kalo laki-laki yang baca mereka bisa kebakaran baca kalimat Gue barusan.

Tapi Gue melihat kenyataan itu terjadi berulang kali.

Dan paradigma itu udah melekat jauh di dalam pikiran Gue.



Gue benci dengan paradigma itu yang akhirnya menjadikan Gue orang yang nggak berani buat sayang sama orang terlalu jauh. Maybe, orang nggak semuanya sama dengan apa yang Gue pikirkan, tapi akan lebih baik kalau Gue menyelamatkan diri

Gue terlebih dahulu sebelum tenggelam, dibandingkan ketika Gue udah berenang terlalu jauh lalu Gue tenggelam, diri Gue terperangkap dengan nafas yang sesak dan air yang masuk dalam diri Gue.

Dan apa salah jika Gue memilih untuk diam dan sendiri, agar tenggelam itu bisa dicegah, dengan Gue mengutarakan ketakutan Gue dan keinginan Gue, dan nggak selamanya mengalah?

1 komentar:

  1. Gue cowo, ya mungkin pendapat lu bener. Emang cuma butuh hitungan detik buat suka sama cewe. Tapi butuh waktu lama buat ngelupain orang yang disayang. Dan ga semua cowo seperti apa yang lu anggep juga. Ya mungkin dari 15 populasi dan 5 sampel yang lu pilih itu cowo yg brengs*k, dan pembelajarannya kalo akhirnya putus ya Tuhan masih sayang sama lu. 10 sisanya gada yang tau. Mungkin emng apesnya aja 5 sampel yg lu pilih begitu semua.

    BalasHapus

speak up your mind